Langsung ke konten utama

Sering Terabaikan, Padahal Benda-benda di Rumah Ini Bisa Jadi Sumber Penyakit

Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman juga bisa mengancam kesehatan Anda dan keluarga. Ya, barang-barang di rumah bisa merugikan kesehatan jika kita tidak merawatnya dengan benar. Anda mungkin sudah sering mendengar saran para pakar kesehatan agar mengganti sprei seminggu sekali. Atau menyapu dan mengepel lantai setiap hari. Selain itu, masih banyak benda di rumah yang berpotensi menjadi sumber penyakit, dan itu seringkali tidak kita sadari.


Langsung saja, berikut beberapa benda di rumah (yang mungkin tak terduga) yang bisa menjadi sumber penyakit bagi Anda dan keluarga:

Produk pembersih rumah tangga

Produk pembersih yang sebagian besar digunakan oleh masyarakat adalah produk-produk berbasis kimia. Bahkan beberapa mengandung bahan kimia keras. Seperti phthalates yang sering terkandung dalam produk rumah tangga yang wangi, triclosan yang digunakan dalam deterjen atau sabun antibakteri, 2-Butoxyethanol dalam pembersih kaca, dan masih banyak lagi.

Bahan-bahan kimia tersebut telah diteliti membawa risiko bagi kesehatan. Mulai dari alergi, asma, resistensi bakteri, hingga kanker dan kemandulan akibat gangguan hormon. Dalam jumlah kecil, mungkin tidak menyebabkan masalah kesehatan.

Masalahnya, kebanyakan orang menggunakan produk pembersih rumah tangga berbasis kimia setiap hari. Itu berarti besar kemungkinan Anda dan keluarga terpapar bahan kimia berbahaya setiap hari. Dan tanpa disadari, bahan kimia tersebut mengendap di dalam tubuh dari waktu ke waktu, dan pada gilirannya dapat menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh sehingga memicu perkembangan penyakit.

Sebetulnya banyak alternatif pembersih yang lebih alami. Misalnya menggunakan cuka yang dicampur air dalam botol semprot. Racikan ini merupakan racikan multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai jenis noda. Bahkan noda-noda di toilet yang membandel. Atau bisa juga menggunakan baking soda yang dikenal efektif sebagai bahan scrubbing alami.

Keset kamar mandi

Seberapa sering Anda mencuci keset kamar mandi? Atau kapan terakhir kali Anda menggantinya? Ya, benda ini seringkali terlewatkan. Padahal pakar kesehatan menyarankan kita untuk menggantinya secara rutin minimal dua kali dalam seminggu. Pasalnya, keset kamar mandi yang kerap basah sepanjang hari ideal dijadikan sarang bibit penyakit. Mulai dari jamur, bakteri, hingga tungau debu.

Kulit kaki yang lebih tebal lebih sulit ditembus dibandingkan bagian tubuh lain. Namun, jika terdapat robekan kecil atau luka terbuka seperti pada kondisi kaki pecah-pecah, bakteri dan bibit penyakit lainnya menjadi lebih mudah masuk melalui luka tersebut.

Lemari es

Lemari es dapat menjadi sarang berbagai jenis mikroorganisme. Terlebih bila makanan yang disimpan di dalamnya sering dibiarkan membusuk dan menjamur. Rak penyimpanan daging paling berpotensi menjadi sarang bibit penyakit. Di sana hidup jamur hingga bakteri seperti listeria, E. coli, dan salmonella. Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan yang ditandai dengan gejala seperti migrain, demam, nyeri, otot, diare, serta mual dan muntah.

Untuk mencegah hal seperti itu, baiknya kulkas dibersihkan secara menyeluruh minimal setiap tiga bulan atau setidaknya empat kali dalam setahun. Namun pembersihan ringan juga perlu dilakukan satu kali dalam seminggu, yaitu dengan memeriksa makanan kadaluarsa serta membersihkan rak dan permukaan kulkas dengan spons bersih, air, dan baking soda, atau campuran cuka, lemon, dan air untuk pembersihan yang optimal.

Blender

Blender yang tidak langsung dibersihkan dengan benar setelah digunakan berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri E. coli dan salmonella. Memang banyaknya sudut sempit dekat dengan pisau tajam membuat blender sulit dibersihkan.

Tapi ada cara membersihkan blender yang cukup mudah dan efektif. Yakni dengan mengisi blender dengan air hangat hingga setengah kapasitas blender dan beri beberapa tetes sabun cuci piring. Lalu nyalakan blender sekitar 30 detik. Air sabun akan yang terputar oleh pisau blender dapat membantu menghilangkan sisa-sisa kotoran di bagian yang sulit dijangkau. Setelah itu buang, dan bilas blender dengan air biasa hingga bersih.

Vacuum cleaner

Vacuum cleaner memang membantu pembersihan debu di rumah menjadi lebih optimal. Namun berpotensi pula menyebabkan gangguan kesehatan. Terlebih bila vacuum cleaner yang digunakan tidak memiliki filter HEPA (high efficiency particulate air). Jika ada anggota keluarga yang memiliki asma, gejala mereka mungkin lebih sering kambuh.

Vacuum cleaner bekerja dengan mengisap udara, menyaring debu, lalu mengeluarkan kembali udara tersebut. Bila filter di dalamnya tidak bekerja dengan baik, kemungkinan debu tersebut kembali terlepas ke udara. Maka dari itu, sebaiknya ketika memutuskan untuk membeli vacuum cleaner, pilihlah yang sudah berteknologi HEPA, karena tingkat filtrasinya sangat baik.

Kepala shower

Kondisi kepala shower yang dingin dan lembab memang ideal bagi bakteri dan bibi penyakit lainnya berkembang biak. Salah satunya bakteri paratuberculosis, yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit Tuberculosis (TB). Untuk itu, Anda perlu mengambil tindakan pencegahan guna meminimalisir risiko shower menjadi tempat bersarangnya bakteri jahat yang bisa membahayakan kesehatan.

Lubang pada kepala shower perlu dibersihkan secara berkala dengan merendamnya di wadah atau kantung plastik yang berisi cuka selama satu jam, lalu bilas dengan air bersih. Perawatan ini sebaiknya dilakukan setiap satu bulan sekali.

Postingan populer dari blog ini

Berburu Bakmi Jawa Enak Saat di Jogja, Cek Rekomendasinya di Sini!

Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat menginjakkan kaki di Jogja. Tak cuma mengunjungi tempat-tempat wisata alamnya yang terkenal eksotis, berburu kuliner khas Jogja juga bisa jadi aktivitas menyenangkan. Apalagi kuliner-kuliner khas Jogja juga terkenal enak dan harganya relatif murah tak membuat kantong cekak. Bicara soal Jogja dan kulinernya, tak lengkap jika tak mencicipi gudeg. Tapi sebetulnya masih banyak makanan khas Jogja yang tak kalah nikmat. Salah satunya bakmi jawa. Bakmi jawa identik dengan hidangan mie kuning atau bihun yang diberi tambahan ayam kampung suwir, sayuran, dan telur. Saat ini bakmi jawa mudah ditemukan di restoran-restoran. Tapi tentu kalau kamu mencicipinya di Jogja, bakmi jawa di sana akan terasa berbeda. Meski zaman sudah modern, tapi mayoritas pedagang bakmi jawa di Jogja tidak menggunakan kompor dalam memasak bakmi mereka, melainkan masih menggunakan anglo atau tungku arang. Jangankan rasa, aromanya saja sudah pasti berbeda. Penjual bakmi Jawa

Serba-Serbi Tinggal dan Bekerja di Kota Gudeg Jogjakarta: Dari Trasport Sampai Kontrakan Ada!

Setelah lulus kuliah atau minimal lulus sekolah menengah akhir, hal yang selanjutnya dilakukan adalah mencari kerja. Setiap orang mungkin memiliki kriteria yang berbeda-beda mengenai tempat kerja yang diinginkannya. Ada yang ingin tetap di kota asal supaya tak jauh dari orangtua, ada juga yang keukeuh ingin merantau ke kota lain mencari suasana baru. Bicara soal merantau, biasanya kota yang identik dengan pendatang yang berlomba-lomba mencari kerja adalah kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Namun, jarang terpikir untuk merantau ke Jogja. Para mahasiswa yang dulu menimba ilmu di Jogja pun banyak yang kembali ke kota asalnya setelah lulus atau memilih mencari kerja ke kota lain. Mendapat julukan kota pelajar, Jogja memang menjadi salah satu pusat pendidikan terbesar di Indonesia. Di sana tersedia banyak pilihan universitas baik negeri maupun swasta. Kendati demikian, Jogja jarang dilirik untuk dijadikan pilihan tempat kerja. Tidak bisa dipungkiri memang pendap