Langsung ke konten utama

Berburu Bakmi Jawa Enak Saat di Jogja, Cek Rekomendasinya di Sini!

Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat menginjakkan kaki di Jogja. Tak cuma mengunjungi tempat-tempat wisata alamnya yang terkenal eksotis, berburu kuliner khas Jogja juga bisa jadi aktivitas menyenangkan. Apalagi kuliner-kuliner khas Jogja juga terkenal enak dan harganya relatif murah tak membuat kantong cekak.


Bicara soal Jogja dan kulinernya, tak lengkap jika tak mencicipi gudeg. Tapi sebetulnya masih banyak makanan khas Jogja yang tak kalah nikmat. Salah satunya bakmi jawa. Bakmi jawa identik dengan hidangan mie kuning atau bihun yang diberi tambahan ayam kampung suwir, sayuran, dan telur.

Saat ini bakmi jawa mudah ditemukan di restoran-restoran. Tapi tentu kalau kamu mencicipinya di Jogja, bakmi jawa di sana akan terasa berbeda. Meski zaman sudah modern, tapi mayoritas pedagang bakmi jawa di Jogja tidak menggunakan kompor dalam memasak bakmi mereka, melainkan masih menggunakan anglo atau tungku arang. Jangankan rasa, aromanya saja sudah pasti berbeda.

Penjual bakmi Jawa juga begitu mudah ditemukan di sudut-sudut kota Jogja. Tapi jika Anda mencari penjual bakmi Jawa yang terkenal enak, berikut adalah beberapa rekomendasinya:

Bakmi Pak Pele 

Bakmi Pak Pele menyediakan menu bakmi godog, bakmi goreng, bakmi nyemek, nasi goreng, dan magelangan (nasi goreng dicampur bakmi). Pengunjung bisa memesan bakmi dari mie kuning atau bihun. Selain dimasak di atas arang, keistimewaan lain dari bakmi ini adalah penggunaan telur bebek yang membuat citarasanya semakin gurih. Ditambah kuah kaldu yang gurih dan suwiran ayamnya tebal.

Meski hanya berupa warung tenda lesehan di salah satu pojok bagian selatan Alun-alun Utara Yogyakarta, tapi Bakmi Pak Pele selalu antri pembeli setiap hari. Buka pukul 17.30 WIB, Anda yang penasaran dengan citarasa bakmi ini sebaiknya datang segera setelah maghrib karena suasananya belum terlalu ramai.

Bakmi Kadin 

Bakmi Kadin sudah berjualan sejak tahun 1947. Soal citarasa sudah pasti tak perlu diragukan lagi. Nama Kadin sendiri merupakan singkatan dari nama pendirinya, yakni Mbah Hj. Karto Kasidin. Tapi sekarang tempat makan bakmi jawa legendaris yang beralamat di Jl. Bintaran Kidul No. 6 ini dikelola oleh penerusnya.

Tersedia menu bakmi godog, bakmi goreng, dan menu lain seperti yang dijajakan oleh pedagang bakmi di Jogja lainnya. Tapi citarasa dan kualitas bakmi mereka begitu dijaga. Satu porsi bakmi yang dipesan akan dimasak terpisah, tidak disatukan dengan pesanan lain. Karena cara memasak ini, Anda yang ingin menikmati bakmi Kadin harus sedikit bersabar. Tapi jangan khawatir, selain tempat makannya yang luas, pengunjung juga akan dihibur dengan alunan musik keroncong ketika menunggu pesanan.

Bakmi Shibitsu 

Mungkin Anda mengira nama Shibitsu berkaitan dengan hal berbau Jepang. Tapi sebetulnya itu merujuk pada “si bisu.” Dinamakan demikin karena sang penjual memang tunawicara (bisu). Soal rasa, gerobak bakmi yang mangkal di Jl. Raya Bantul No. 116 ini menjanjikan citarasa bakmi jawa yang njawani. Rasanya semakin nikmat ditemani teh nasgitel (minuman teh panas, legi dan kenthel khas Jogja) dengan gula batu yang disajikan di dalam teko blirik hijau.

Selain menu bakmi, ada pula menu spesial rica-rica ayam yang dimasak dari satu ekor ayam kampung utuh. Konon bakmi Shibitsu sudah berusia lebih dari dua dekade. Citarasanya yang terjaga berhasil membuat bakmi ini memiliki banyak pelanggan setia walaupun terkadang untuk menikmati seporsi bakmi di sana harus antri hingga berjam-jam lamanya.

Bakmi Mbah Wito 

Banyak pejabat yang menjadi langganan bakmi Mbah Wito yang bisa dijumpai di daerah Gunung Kidul, tepatnya di Jl. Lingkar Utara, Desa Piyaman, Wonosari. Bahkan warung bakmi milik Mbah Wito yang memiliki nama lengkap Suwito Rejo ini terkadang harus tutup ketika ada pesanan untuk prasmanan di kantor pemerintahan Gunung Kidul.

Konon Mbah Wito berjualan sejak tahun 1942, sebelum kemerdekaan. Hingga saat ini setiap hari warung bakminya masih melayani para pembeli yang rela mengantri demi menikmati seporsi bakmi legendaris yang lezat. Salah satu rahasia mengapa bakmi ini selalu ramai pembeli terletak pada kaldunya. Kaldu yang digunakan adalah kaldu gurih yang terbuat dari rebusan beberapa ekor ayam kampung, udang, dan gula batu. Penambahan udang akan memberi rasa gurih, sementara gula batu menciptakan rasa mais asli dari batang tebu.

Bakmi Pak Rebo 

Pak Rebo memulai usaha bakminya sejak tahun 1945. Meski menggunakan tungku arang, Pak Rebo memasak satu per satu pesanan dari pengunjung guna menjaga citarasa dan aroma bakmi jawa yang khas. Bakmi racikannya juga tidak menggunakan kecap. Memang kelihatannya pucat, tapi rasanya pasti akan membuat ketagihan setelah suapan pertama.

Setelah Pak Rebo meninggal, usaha bakminya diteruskan oleh istri dan anak-anaknya. Karena dapat mempertahankan kualitas dan citarasa, hingga saat ini warung bakmi Pak Rebo tak pernah sepi pembeli. Bahkan dalam sehari bisa menjual 200 porsi bakmi. Jika Anda penasaran dengan citarasa bakmi legendaris ini, datang saja langsung ke Jl. Brigjen Katamso No. 167 Yogyakarta.

Postingan populer dari blog ini

Sering Terabaikan, Padahal Benda-benda di Rumah Ini Bisa Jadi Sumber Penyakit

Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman juga bisa mengancam kesehatan Anda dan keluarga. Ya, barang-barang di rumah bisa merugikan kesehatan jika kita tidak merawatnya dengan benar. Anda mungkin sudah sering mendengar saran para pakar kesehatan agar mengganti sprei seminggu sekali. Atau menyapu dan mengepel lantai setiap hari. Selain itu, masih banyak benda di rumah yang berpotensi menjadi sumber penyakit, dan itu seringkali tidak kita sadari. Langsung saja, berikut beberapa benda di rumah (yang mungkin tak terduga) yang bisa menjadi sumber penyakit bagi Anda dan keluarga: Produk pembersih rumah tangga Produk pembersih yang sebagian besar digunakan oleh masyarakat adalah produk-produk berbasis kimia. Bahkan beberapa mengandung bahan kimia keras. Seperti phthalates yang sering terkandung dalam produk rumah tangga yang wangi, triclosan yang digunakan dalam deterjen atau sabun antibakteri, 2-Butoxyethanol dalam pembersih kaca, dan masih banyak lagi. Bahan-bahan kimia ter

Serba-Serbi Tinggal dan Bekerja di Kota Gudeg Jogjakarta: Dari Trasport Sampai Kontrakan Ada!

Setelah lulus kuliah atau minimal lulus sekolah menengah akhir, hal yang selanjutnya dilakukan adalah mencari kerja. Setiap orang mungkin memiliki kriteria yang berbeda-beda mengenai tempat kerja yang diinginkannya. Ada yang ingin tetap di kota asal supaya tak jauh dari orangtua, ada juga yang keukeuh ingin merantau ke kota lain mencari suasana baru. Bicara soal merantau, biasanya kota yang identik dengan pendatang yang berlomba-lomba mencari kerja adalah kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Namun, jarang terpikir untuk merantau ke Jogja. Para mahasiswa yang dulu menimba ilmu di Jogja pun banyak yang kembali ke kota asalnya setelah lulus atau memilih mencari kerja ke kota lain. Mendapat julukan kota pelajar, Jogja memang menjadi salah satu pusat pendidikan terbesar di Indonesia. Di sana tersedia banyak pilihan universitas baik negeri maupun swasta. Kendati demikian, Jogja jarang dilirik untuk dijadikan pilihan tempat kerja. Tidak bisa dipungkiri memang pendap